Rabu, 17 Oktober 2012

MAKALAH MANAGEMENT PENDIDIKAN


BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia persaingan global yang tajam saat ini, orang banyak berbicara tentang “mutu” terutama berhubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan produk dan / atau jasa . Suatu produk dibuat karena ada yang membutuhkan, dan kebutuhan tersebut berkembang seiring dengan tuntutan mutu penggunanya.
Total Quality Management (TQM) atau disebut Management Mutu Terpadu (MMT) hadir sebagai jawaban atas kebutuihan akan mutu tersebut. Suatu produk dan / atau jasa tersebut dibuat sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Titik temunya antara harapan dan kebutuhan pelanggan dengan hasil produk dan / atau jasa itulah yang disebut “bermutu”. Jadi ukuran bermutu tidaknya suatu produk dan/atau jasa adalah pada terpenuhi atau tidaknya harapan dan kebutuhan pengguna/pelanggan. Semakin tinggi tuntutan pengguna maka semakin tinggi kualitas mutu tersebut.

A. Pengertian TQM

            Menurut Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah ( 2003 : 82 ) TQM adalah suatau pendekatan yang seharusnya dilakukan oleh organisasi masa kini (organisasi publik khususnya)untuk memperbaiki outputnya, menekan biaya produksi serta meningkatkan produksi.. Total mempunyai konotasi seluruh sistem, yaitu seluruh proses, seluruh pegawai, termasuk pemakai produk dan jasa juga supplier, Quality berarti karakteristik yang memenuhi kebutuhan pemakai, sedang management berarti proses komunikasi vertical dan horizontal, top-donw dan buttom-up, guna mencapai mutu dan produktivitas.
            Menurut Salis ( 1993 ) TQM adalah sebagai filosofi dan suatu metodologi untuk membantu mengelola perubahan, dan inti dari TQM adalah perubahan budaya dari pelakunya. Lebih lanjut Slamet (1995) menegaskan bahwa TQM adalah suatu prosedur dimana setiap orang berusaha keras secara terus menerus memperbaiki jalan menuju sukses, TQM bukanlah seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku, tetapi merupakan proses-proses dan prosedur-prosedur untuk memperbaiki kinerja.. Selanjutnya Deming seorang doctor di bidang statistik mengungkapkan beberapa jurus untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan meliputi empat, yaitu :
  1. tingkat budaya perusahaan ( lembaga pendidikan ) harus diubah
  2. inisiatif kualitas harus dimulai dari pimpinan tertinggi
  3. komitmen manajemen untuk menyaingi perubahan dan berhubungan dengan praktek sangat dibutuhkan untuk dapat survei
  4. keberhasilan untuk berkompetensi ( memenangkan kompetensi )
Sedang menurut pendapat Juran untuk mencapai hasil yang bermutu ada empat tahap:
  1. menentukan tujuan spesifik, mengidentifikasi apa kebutuhan yang akan dipenuhi dan proyek khusus yang perlu ditangani.
  2. menentukan rencana untuk mencapai tujuan secara terstruktur dan prosedural
  3. menentukan pertanggungjawaban yang jelas untuk mempertemukan tujuan-tujuan  tersebut
  4. dasar reward untuk mencapai hasil

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa : kualitas hasil tidak akan terjadi secara otomatis melainkan segala sesuatu harus direncanakan. Jadi baik perusahaan ataupun lembaga pendidikan apalagi yang menjamin eksistensi dan citra pendidikan islam yang unggul tidak boleh tidak ( harus ) menyiapkan segala sesuatunya dalam segala hal. Karena kualitas merupaka fokus penting dalam lembaga pendidikan, oleh karena itu tidak dapat diabaikan, maka butuh tindakan yang nyata tidaka hanya slogan-slogan ataupun semboyan belaka. Oleh karena itu TQM menselaraskan usaha-usah orang banyak dan agar mereka bersemangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan, maka menuntut adanya perubahan sifat hubungan antara yang mengelola ( pimpinan ) dan yang melaksanakan pekerjaan (staf ataupun tenaga pendidikan). Perintah dari atasan diubah menjadi inisiatif dari bawah dan tugas pimpinan bukanlah memberi perintah tetapi mendorong dan memfasilitasi perbaikan mutu pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mencapai suatu kondisi manajemen mutu pelayanan pendidikan yang memenuhi SPM, diperlukan konsep penjaminan mutu dengan sejuml;ah kriteria yang jelas dan terukur. Penyelenggara pelayanan pendidikan dikatakan bermutu atau berkualitas, apabila mempu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya ( aspek deduktif ) dan mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif ). Tujuan Penjamin Mutu adalah memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan minimal pendidikan secara berkelanjutan (cotinuous improvement ), yang dijalankan oleh suatu penyelenggara pendidikan secara internal untuk mewujudkan visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan kegiatan yang bersifat operasional.Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada satuan pendidikan yang bermutu, dan satuan pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada satuan pendidikan yang bermutu, dan satuan pendidikan yang bermutu akan menghasilkan  SDM yang yang bermutu pula. Salah satu bentuk manajemen yang berhasil dimanfaatkan dalam dunia industri dan dapat diadaptasikan dalam dunia pendidikan adalah TQM pada sistem pendidikan nasional.   

B. Tujuan dan Unsur Utama TQM

            Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekarjaan, memperbaiki produktivitas dan efesiensi. TQM sebagai suatu prosedur untuk mencapai kesuksesan, dinilai berhasil manakal mutu dari suatupekerjaan meningkat lebih baik kualitasnya dari sebelumnya, produktivitasnya tinggi yang ditunjukkan dengan hasil kerja berupa produk/jasa lebih banyak jumlahnya dari sebelumnya, dan lebih efesien yang bisa diartikan lebih murah biaya produksinya atau input lebih kecil daripada outputnya.
            Sedangkan Unsur Utama TQM adalah : (1) berfokus pada pelanggan, (2) Perbaiakan pada proses secara sistematik, (3) pemikiran jangka panjang, (4) pengembangan sumberdaya manusia, dan (5) komitmen pada mutu.

 C. Rumusan Masalah

            Berdasarkan standar mutu pendidikan  secara nasional sangat dibutuhkan untuk menjadi kriteria minimal tentang sistem pendidikan. Hal tersebut tertuang dalam delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Untuk memudahkan pembahasan maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimanakah konsep manajemen peningkatan mutu yang dapat di terapkan di tingkat satuan pendidikan ?
  2. Bagaimanakah mengaplikasikan konsep peningkatan mutu pada satuan pendidikan ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Peningkatan Mutu
                 
            Konsep-konsep peningkatan mutu pada dunia industri telah lama diadaptasi oleh satuan  pendidikan. Contoh yang paling simpel adalah penerapan pada beberapa perangkat dan teknik seperti yang sering digunakan dalam analisis bisnis. Oleh karena itu, satuan pendidikan hendaknya memehami perkembangan manajemen sistem industri modern agar mapu mendesain, menerapkan, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja sistem pendidikan yang memenuhi kebutuhan manajemen industri modern. Hal ini mengharuskan satuan pendidikan mengadopsi pendekatan TQM yang secara terus-menerus berusaha untuk meningkatkan efektifitas penggunaan sumberdaya, memaksimalkan kesempatan bagi setiap orang, mengembangkan kebutuhan staf, dan memenuhi kebutuhan masyarakat. 
                  Satuan pendidikan yang menggunakan pendekatan TQM dalam menjalankan pelayanan jasa berusaha semaksimal mungkin meningkatkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, proses belajar mengajar, dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya.Untuk menunjang pencapaian tersebut satuan pendidikan dapat mengadopsi lima unsur utama yang penulis kemukakan diatas.
                  Satuan pendidikan yang menerapakan TQM diharapkan mampu menjaga efesiensi, produktivitas dalam bentuk layanan jasa, berorientasi pada kesuksesan jangka panjang.. Dalam menggerakkan segala kemampuan  satuan pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah diantara mereka terjadi persaingan yang mengganggu proses pencapaian hasil mutu tersebut . Jaminan kualitas juga perlu diintegrasikan kedalam semua proses dan fungsi lembaga. Merubah perilaku dan sikap mental oranga adalah tugas manajemen yang paling sulit, memerlukan kekuatan besar dan ketrampilan persuasif dan memotivasi.

B. Aplikasi TQM pada Satua Pendidikan

                  Manajemen peningkatan mutu satuan pendidkan adalah suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada satuan pendidikan itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif & kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen satuan pendidikanuntuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi satuan pendidikan guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
                  Satuan pendidikan yang unggul akan selalu menjaga kedekatan  dengan pelanggan serta memiliki obsesi terhadap kualitas. Pemimpin satuan pendidikan harus mengutamakan dan memuaskan pelanggan. Hal ini didasarkan pada ciri utama penentu kualitas. Sedangkan , fokus pada pelanggan dibagi menjadi dua kategori, yaitu ; pelanggan internal dan external. Fokus TQM terhadap pelanggan bukan sekedar memenuhi kebutuhan dari luar, akan tetapi kolega-koleganya yang ada dalam lembaga juga merupakan pelanggan. Kesinambungan dalam memenuhi semua pelanggan baik internal maupun eksternal harus dilakukan secara proporsional.
                  Dalam menerapkan TQM harus mengantisipasi gaya belajar siswa secara serius, sehungga mendapatkan strategi yang baik untuk melayani masing-masing individu yang memiliki perbedaan dalam belajar. Penggunaan TQM dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang disepakati anatar siswa dan guru. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut Dalam proses menentukan kesepakatan bersama diperlukan adanya ketetapan tentang kualitas dari forum agar dapat diberikan  umpan balik serta memberikan kesempatan kepada siswa mengatur cara belajar tersendiri. Selain itu wakil dari orang tua juga diperlukan untuk terlibat dalam kesepakatan, hal ini untuk mengantisipasi kesalahan dan mencari jalan keluar. Agar TQM dapat eksis di satuan pendidikan adalah identifikasi dan penanggulangan hambatan. Ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan  TQM di satuan pendidikan, antara lain ; (1) pemimpin membutuhkan hasi dari TQM, di pihak lain mereka enggan memberi dukungan, (2) staf tidak memahami tujuan dan misi lembaga;  (3) peran staf madya, yang memiliki peran sangat penting , karena mereka bertanggungjawab   atas operasional lembaga.sehari-hari dan berperan juga sebagai saluran komunikasi yang utama. Staf madya tidak boleh bertindak sebagai inovator kecuali staf senior sudah menggunakan misinya yang akan di masa  yang akan . Staf snior haruskonsisten dalam menasehati dan menyampaikan pesan-pesan untuk meningkatan kualitas.

C. KESIMPULAN

            Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
  1. Pemerintah perlu memperbaiki mutu pelayanan jasa pendidikan secara nasional.Dalam perbaiakan mutu pendidikan tersebut manajemen mutu yang diadaptasi dari TQM yang ada pada industri modern, layak untuk diadaptasi dalam manajemen pendidikan. Pada prinsipnya manajemen mutu ini berbasis satuan pendidikan memberdayakan  semua komponen, dan satuan pendidikan sebagai unit produksi yang melayani siswa, orang tua, pihak pemakai / penerima lulusan , dan guru / staf.
  2. Penggunaan TQM dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang disepakati antara guru dan siswa. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut timbul keinginan untuk mencapai misi tersebut. Dalam proses menentukan kesepakatan bersama diperlukan adanya ketetapan tentang kualitas dari forum agar dapat diberikan umpan balik serta memberikankesepakatan kepada siswa mengatur cara belajar tersendiri. Selain itu wakil orang tua juga diperlukan untuk mengantisipasi kesalahan dan mencari jalan keluar.
  3. Perlu ditingkatkan etos kerja, motivasi, kerjasama tim, moral kerja yang baik, punya rasa memiliki, mau bekerja keras agar Manajemen Mutu Pendidikan dapat dilaksanakan secara optimal sehingga mampu menghasilkan Mutu SDM .
  4.       Bagaimanapun baiknya konsep TQM, memang tidak menjamin sepenuhnya bahwa TQM bisa berhasil diimplementasikan pada satuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa konsep TQM masih perlu direvitalisasi. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan inovasi-inovasi dan konsep sehingga benar-benar sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan yang bersangkutan . Selain itu, kiranya perlu adanya sikap keteladanan dan kesabaran serta proaktif semua pihak untuk selalu ditingkatkan serta diupayakan perbaikan secara terus-menerus untuk optimalisasi keberhasilan. 

0 komentar:

Posting Komentar