This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 20 Februari 2013

PIAGAM PMR 2013

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BOROBUDUR
Jalan Badrawati No. 13 Telp. (0293) 788237Borobudur
KP.56553 KABUPATEN MAGELANG
 

PIAGAM PENGHARGAAN
Nomor : MTs.11.08.28/PP.00.5/102 /2013

KEGIATAN EKTRA KURIKULER
PALANG MERAH REMAJA TINGKAT MADYA

Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Borobudur menerangkan bahwa :

          Nama                                       :
          Tempat /Tanggal Lahir             :
          Nomor Induk                           :

Telah mengikuti kegiatan Gladian Palang Merah Remaja Tingkat Madya Pada tanggal 9-10 Februari 2013  di Markas PMI Cabang  Kabupaten Magelang dengan predikat BAIK


Borobudur, 11  Februari 2013
PMR MTs N Borobudur
 Kabupaten Magelang
Kepala Madrasah



Drs. M.Fathul Mubin, M.Ag
NIP. 19680619 199403 1 003

Jumat, 21 Desember 2012

JURNAL STRATEGI PEMBELAJARAN AGAMA


BAB I
PENDAHULUAN




A.     Latar Belakang Masalah
         Didalam kegiatan proses belajar mengajar terjadi interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, interaksi ini akan terjadi atau berlangsung sewaktu guru menerangkan pelajaran yang diberikan.
Untuk menambah pemahaman siswa dalam menerima materi pelajaran, maka dalam proses belajar mengajar guru diharapkan  menggunakan metode dan alat peraga yang tepat. Hal ini dilakukan karena alat peraga mempunyai banyak fungsi bagi siswa, diantaranya akan menghilangkan verbalisme pada anak.
Walaupun penggunaan alat peraga itu sangat penting dan berguna bagi siswa namun perlu diingat juga bahwa alat peraga bukan sesuatu hal yang harus ada dalam setiap mata pelajaran, kadang ada mata pelajaran yang memang  perlu menggunakan alat peraga, kadang ada juga yang tidak. Untuk itu dalam menggunakan alat peraga harus melihat prinsip-prinsip, kegunaan dan bahan atau materi yang diajarkan.
      Guru harus mampu memilih alat peraga yang cocok atau sesuai, dengan materi yang akan diajarkan, karena memang banyak bentuk dan jenis alat peraga yang dapat digunakan pada pelajaran tertentu tetapi tidak sesuai jika digunakan pada pelajaran yang lain.

B.     Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja
 Dalam tugas pokok dan fungsi satuan kerja penulis membagi dalam dua tugas pokok yang terdiri dari Tugas pokok dan Fungsi Kementerian   Agama dan Tugas Pokok  serta  Fungsi Guru Pendidikan Agama.
1.      Tugas Pokok Kementerian  Agama adalah :
Menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan dalam bidang agama.
Fungsi Kementerian  Agama adalah :
a.       Menyelenggarakan kegiatan perumusan kebijaksanaan pelaksanan dan kebijaksanaan teknis, pemberi bimbingan dan pembinaan serta perijinan di bidang agama, sesuai dengan kebijaksanan umum presiden dan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
b.      Menyelenggarakan pengelolaan atas milik negara menjadi tanggung jawab Kementerian  Agama.
c.       Menyelenggarakan pelaksanaan tugas pokok Kementerian  Agama berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d.      Menyelenggarakan pengawasan atas pelaksanaan pokok Kementerian  Agama sesuai dengan kebijaksanaan umum presiden dan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku (Kawasan Budaya dan Lingkungan Kerja Diklat Prajab)
2.  Tugas Pokok dan Fungsi Guru Pendidikan Agama
Diantara tugas pokok guru Pendidikan Agama yang sangat penting adalah melaksanakan sebagian yang tercantum dalam tujuan Pendidikan Nasional yaitu “ Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sedangkan fungsi guru Fiqih antara lain sebagai organisator, fasilitator, motivator, evaluator, konselor, inovator, administrator dan pembina agama yang religius.
C.     Pokok permasalah
                  Adapun yang menjadi pokok permasalahan disini adalah : “Bagaimana cara memanfaatkan alat peraga dalam pengajaran Fiqih sehingga dalam proses belajar mengajar bisa berhasil dengan baik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Borobudur”.
D.     Rumusan Masalah
      Kita ketahui bahwa keberhasilan suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya guru, peserta didik orang tua, masyarakat dan yang tak kalah pentingnya adalah strategi pembelajaran yang meliputi metode dan alat peraga yang digunakan.
      Adapun rumusan masalah tersebut adalah  “ Bagaimana cara memeanfaatkan alat peraga yang ada  dalam pengajaran Fiqih sehingga dalam proses belajar mengajar dapat  berhasil dengan baik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Borobudur Kabupaten Magelang”.

E.      Pendekatan Teoritis            
            Pendidikan Agama di Madrasah adalah bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya, sebagai pribadi , sebagai anggota masyarakat, sebagai warga negara, dan mendidik siswa menjadi manusia yang bertakwa dan berakhlak mulia sebagai muslim yang menghayati dan mengamalkan agamanya. Tujuan tersebut menjadi acuan dalam setiap penjabaran program kurikuler, mulai dari penetapan tujuan setiap pengajaran, pemilihan bahan pengajaran, strategi pembelajaran, metode serta alat-alat pembelajaran yang digunakan.
            Didalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menguasai teknik-teknik penyajian pelajaran. Salah satunya adalah harus pandai dalam memilih alat peraga yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi maupun kompetensi dasarnya.
            Dari uraian diatas yang ingin penulis jelaskan secara mikro adalah tentang fungsi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran fiqih  dituntut untuk menggunakan media pendidikan secara profesional, sesuai materi pokoknya sehingga nantinya peserta didik betul-betul memahami apa yang mereka terima dari guru fiqih itu sendiri.seperti falsafah cina mengatakan bahwa siapa mendengar maka yang akan terserap hanyalah 2 %, siapa melihat maka yang akan terserap oleh otak manusia tidak lebih dari 20%, siapa melakukan maka dia akan menyerap sampai pada 80%.  Diharapkan guru fiqih mampu memotivasi siswa agar dapat mempraktekan langsung materi pelajaran sehingga nantinya siswa benar-benar faham dengan yang mereka lakukan.





BAB II
PEMBAHASAN


  1. Keadaan Sekarang
            Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik atau pengawas, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik atau guru yang berkualitas adalah pendidik atau guru yang sanggup dan terampil dalam melaksanakan tugasnya. Didalam proses belajar mengajar guru harus  memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian. Teknik penyajian  pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan guru dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik, salah satunya adalah dengan penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran.
      Kondisi pembelajaran di MTs Negeri Borobudur Kabupaten  Magelang, menurut penulis kebanyakan selama ini dilakukan kurang menarik, dan para siswa cenderung meremehkan, kelemahan pembelajaran tersebut menurut penulis lebih disebabkan oleh faktor guru, yaitu guru kurang  mampu mengembangkan ketrampilan  mengajar yang dapat menarik perhatian dan merangsang (memotivasi) siswa untuk belajar. Penulis mengakui selama ini dalam pemilihan alat peraga yang tepat sasaran dalam pembelajaran fiqih  disekolah secara jujur masih banyak  tantangan atau hambatan baik secara material maupun spiritual, ini dikarenakan masih awamnya penulis tentang pembelajaran fiqih tersebut dan ilmu fiqih ini merupakan materi yang membutuhkan kejelian dalam pemilihan media ataupun strateginya.
B.                 Keadaan Yang Diinginkan
 Keadaan yang diinginkan dan hendak dicapai di MTs Negeri Borobudur Kabupaten  Magelang tentunya mengharap lebih baik dari sekarang.
Adapun yang diinginkan  dari pemerintah, lembaga, orang tua maupun masyarakat antara lain :
  1. Terwujudnya guru yang berdedikasi, profesional, dan loyalitasnya dapat    diandalkan.
  2. Seorang guru dapat benar-benar memahami fungsi, tugas, dan kedudukannya sebagai pendidik, sehingga akan berusaha menjadi figur tauladan yang baik bagi anak didiknya.
  3. Seorang guru tidak gagap terhadap tehnologi, sekarang sangat mudahnya untuk mencari bahan ajar yang dapat digunakan untuk referensi ataupun pegangan bagi siswa, tinggal bagaimana guru mau dan tahu tidak tentang tehnologi tersebut.
  4. Lembaga / MTs N Borobudur sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mebantu dalam hal sarana dan prasarana yang diinginkan guru tentang tehnologi itu sendiri setiap ruang kelas sudah tersedia media LCD, Internet dan lain-lain, sehingga memudahkan guru maupun peserta didik untuk lebih mendalami tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh guru itu sendiri.

BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A.     Analisis
            Alat peraga pada saat  ini lebih dikenal  dengan nama Media Pendidikan, yang dalam hal ini alat peraga pendidikan mempunyai arti dan pengertian yang sangat luas yaitu seperangkat atau sejumlah benda/alat tertentu yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan proses belajar mengajar guna memperjelas pemahaman, pengertian, serta penguasaan anak terhadap materi pelajaran yang diberikan.
            Penggunaan alat peraga adalah merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan perhatian dan membangkitkan motivasi anak  Dengan menggunakan alat peraga biasanya akan menimbulkan suasana yang menggembirakan, yang pada akhirnya dapat mendorong partisipasi anak dalam mengikuti jalannya pelajaran.
      Didalam teori pengajaran alat peraga adalah merupakan pintu gerbang pengetahuan yang akan dapat menerima, menangkap pengertian yang sangat dalam dari alat peraga yang digunakan, dimana bahan-bahan pengajaran yang diberikan tersebut akan meninggalkan bekas atau tanggapan yang jelas serta tahan lama dalam ingatan dan akan mudah direproduksikan kembali bila masuk dalam jiwa anak melalui alat peraga tersebut.
Alat peraga memberi makna yang besar bagi para guru di dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan, alat peraga akan bermakna bagi pertumbuhan pengetahun, ketrampilan, pembentukan sikap bagi siswa.
      Alat peraga ini akan menjadi kebutuhan bagi siswa untuk meningkatkan pengertian atau pemahamannya dalam menghayati ajaran agama. Karena alat peraga akan mengurangi dan menghilangkan pengertian pengetahuan yang verbalistis, serta dapat memberikan pengalaman langsung pada anak.
Fungsi alat peraga antara lain :
1.      Fungsi Edukatif, yaitu pengaruh yang dapat mendidik anak, alat peraga memiliki nilai pendidikan yang perlu digunakan lebih efektif.
2.      Fungsi Sosial, artinya melalui alat peraga dan media pendidikan, siswa akan memperoleh kesempatan untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuannya dalam pergaulannya dengan siswa lain, dengan masyarakat dan alam sekitar.
3.      Fungsi Ekonomi, yaitu untuk pemerataan kesempatan memperoleh pelajaran dengan alat dan kemajuan teknologi dan alat tersebut dapat digunakan sepanjang waktu secara terus menerus.
4.      Fungsi Seni Budaya, yaitu dengan alat peraga tersebut siswa akan dapat menangkap dan mengenal bermacam-macam hasil seni budaya manusia, sekaligus mendorong kepada siswa untuk mencipta dan menyesuaikan dirinya dengan berbagai perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prinsip-prinsip dalam penggunaan alat peraga antara lain :
1.      Penggunaan setiap jenis alat peraga harus dengan tujuan yaitu untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
2.   Alat peraga harus digunakan untuk memberi gambaran yang cukup jelas tentang obyek-obyek, tempat-tempat, peristiwa-peritiwa tertentu yang berhubungan dengan masalah yang dipelajari.
  1. Alat peraga tidak perlu digunakan apabila anak sudah cukup mampu untuk menginterprestasikan dan memikirkan masalah-masalah yang  di pelajarinya.
  2. Alat peraga harus digunakan apabila membantu merangsang minat dan memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang diinginkan.

B.     Pemecahan Masalah
            Dari masalah yang muncul dalam rangka meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar yang dilkakukan oleh guru harusnya selalu  dengan menggunakan alat peraga khususnya di Madasah Tsanawiyah Negeri Borobudur Kabupaten  Magelang, yaitu harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan serta keadaan siswa, keadaan alat peraga itu sendiri, dan lain-lain.
Adapun pengajaran fiqih lebih bersasaran kepada yang abstrak, maka penggunaan alat peraga harus lebih bijaksana. Untuk itu setiap guru fiqih hendaknya :
1.      Dapat menggunakan alat peraga secara tepat dan efisien.
2.      Dapat memilih dan mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pengajaran dan hasil belajar yang diinginkan.
3.      Dapat mengelola dan memelihara alat peraga dengan baik.
4.      Dapat menimbang  sendiri baik buruknya penggunaan media pembelajaran untuksuatu kegiatan belajar tertentu.
5.      Dapat memanfaatkan alam sekitar sebagai media pendidikan.
6.      Dapat membuat sendiri alat peraga secara sederhana dan murah dilingkungan sekitar, baik sebagai alat peraga langsung maupun sebagai alat peraga tidak langsung.


                                                    BAB IV
                                                  PENUTUP
A.     Simpulan
Alat peraga merupakan salah satu alat bantu pendidikan yang berfungsi untuk membantu para guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu untuk membantu pemahaman, perhatian serta pengertian siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.
Cara Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran fiqih sehingga dalam proses belajar mengajar  bisa berhasil dengan baik yaitu dalam penggunaan alat peraga harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan alat peraga   serta mengangkat fungsi dan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru, baik fungsi akademis, fungsi ekonomi, fungsi sosial  fungsi budaya, dan fungsi-fungsi lainnya.
B.     Saran
   Telah kita ketahui bahwa keberhasilan dalam proses belajar mengajar ditentukan oleh profesionalisme guru, siswa dan lingkungan, oleh sebab itu penulis memberikan saran yang mungkin berguna khususnya para guru untuk meningkatkan dedikasi, profesional,  loyalitas untuk menghadapi pendidikan yang berkembang semakin pesat ini, yaitu hendaknya guru menguasai teknik-teknik penyajian pengajaran, salah satunya adalah bisa memilih alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

C.  Daftar Pustaka
1.      Dra. Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang, Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983.
2.      Prof. Dr. S. Nasution, Didaktik  Azaz-Azas Mengajar.
3.      Drs. Agus Mirwan, Teori Mengajar.
4.      Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Fiqih Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta, 1981       
                                                                                                            



                                                                                               
           
                                                                                        

Sabtu, 15 Desember 2012

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


PEMANFAATAN MEDIA INFORMASI TEHNOLOGI TERHADAP MATA PELAJARAN FIQIH
DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI MTs N BOROBUDUR
Oleh : Heri Suprapto,S.Ag.M.SI

BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah
         Didalam kegiatan proses belajar mengajar terjadi interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, interaksi ini akan terjadi atau berlangsung sewaktu guru menerangkan pelajaran yang diberikan.
Untuk menambah pemahaman siswa dalam menerima materi pelajaran, maka dalam proses belajar mengajar guru diharapkan  menggunakan metode dan alat peraga yang tepat. Hal ini dilakukan karena alat peraga mempunyai banyak fungsi bagi siswa, diantaranya akan menghilangkan verbalisme pada anak.
Walaupun penggunaan alat peraga itu sangat penting dan berguna bagi siswa namun perlu diingat juga bahwa alat peraga bukan sesuatu hal yang harus ada dalam setiap mata pelajaran, kadang ada mata pelajaran yang memang  perlu menggunakan alat peraga, kadang ada juga yang tidak. Untuk itu dalam menggunakan alat peraga harus melihat prinsip-prinsip, kegunaan dan bahan atau materi yang diajarkan.
      Guru harus mampu memilih alat peraga yang cocok atau sesuai, dengan materi yang akan diajarkan, karena memang banyak bentuk dan jenis alat peraga yang dapat digunakan pada pelajaran tertentu tetapi tidak sesuai jika digunakan pada pelajaran yang lain.

B.     Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja
 Dalam tugas pokok dan fungsi satuan kerja penulis membagi dalam dua tugas pokok yang terdiri dari Tugas pokok dan Fungsi Kementerian   Agama dan Tugas Pokok  serta  Fungsi Guru Pendidikan Agama.
1.      Tugas Pokok Kementerian  Agama adalah :
Menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan dalam bidang agama.
Fungsi Kementerian  Agama adalah :
a.       Menyelenggarakan kegiatan perumusan kebijaksanaan pelaksanan dan kebijaksanaan teknis, pemberi bimbingan dan pembinaan serta perijinan di bidang agama, sesuai dengan kebijaksanan umum presiden dan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
b.      Menyelenggarakan pengelolaan atas milik negara menjadi tanggung jawab Kementerian  Agama.
c.       Menyelenggarakan pelaksanaan tugas pokok Kementerian  Agama berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d.      Menyelenggarakan pengawasan atas pelaksanaan pokok Kementerian  Agama sesuai dengan kebijaksanaan umum presiden dan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku (Kawasan Budaya dan Lingkungan Kerja Diklat Prajab)
2.  Tugas Pokok dan Fungsi Guru Pendidikan Agama
Diantara tugas pokok guru Pendidikan Agama yang sangat penting adalah melaksanakan sebagian yang tercantum dalam tujuan Pendidikan Nasional yaitu “ Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sedangkan fungsi guru Fiqih antara lain sebagai organisator, fasilitator, motivator, evaluator, konselor, inovator, administrator dan pembina agama yang religius.
C.     Pokok permasalah
                  Adapun yang menjadi pokok permasalahan disini adalah : “Bagaimana cara memanfaatkan alat peraga dalam pengajaran Fiqih sehingga dalam proses belajar mengajar bisa berhasil dengan baik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Borobudur”.
D.     Rumusan Masalah
      Kita ketahui bahwa keberhasilan suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya guru, peserta didik orang tua, masyarakat dan yang tak kalah pentingnya adalah strategi pembelajaran yang meliputi metode dan alat peraga yang digunakan.
      Adapun rumusan masalah tersebut adalah  “ Bagaimana cara memeanfaatkan alat peraga yang ada  dalam pengajaran Fiqih sehingga dalam proses belajar mengajar dapat  berhasil dengan baik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Borobudur Kabupaten Magelang”.

E.      Pendekatan Teoritis            
            Pendidikan Agama di Madrasah adalah bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya, sebagai pribadi , sebagai anggota masyarakat, sebagai warga negara, dan mendidik siswa menjadi manusia yang bertakwa dan berakhlak mulia sebagai muslim yang menghayati dan mengamalkan agamanya. Tujuan tersebut menjadi acuan dalam setiap penjabaran program kurikuler, mulai dari penetapan tujuan setiap pengajaran, pemilihan bahan pengajaran, strategi pembelajaran, metode serta alat-alat pembelajaran yang digunakan.
            Didalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menguasai teknik-teknik penyajian pelajaran. Salah satunya adalah harus pandai dalam memilih alat peraga yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi maupun kompetensi dasarnya.
            Dari uraian diatas yang ingin penulis jelaskan secara mikro adalah tentang fungsi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran fiqih  dituntut untuk menggunakan media pendidikan secara profesional, sesuai materi pokoknya sehingga nantinya peserta didik betul-betul memahami apa yang mereka terima dari guru fiqih itu sendiri.seperti falsafah cina mengatakan bahwa siapa mendengar maka yang akan terserap hanyalah 2 %, siapa melihat maka yang akan terserap oleh otak manusia tidak lebih dari 20%, siapa melakukan maka dia akan menyerap sampai pada 80%.  Diharapkan guru fiqih mampu memotivasi siswa agar dapat mempraktekan langsung materi pelajaran sehingga nantinya siswa benar-benar faham dengan yang mereka lakukan.





BAB II
PEMBAHASAN


  1. Keadaan Sekarang
            Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik atau pengawas, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik atau guru yang berkualitas adalah pendidik atau guru yang sanggup dan terampil dalam melaksanakan tugasnya. Didalam proses belajar mengajar guru harus  memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian. Teknik penyajian  pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan guru dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik, salah satunya adalah dengan penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran.
      Kondisi pembelajaran di MTs Negeri Borobudur Kabupaten  Magelang, menurut penulis kebanyakan selama ini dilakukan kurang menarik, dan para siswa cenderung meremehkan, kelemahan pembelajaran tersebut menurut penulis lebih disebabkan oleh faktor guru, yaitu guru kurang  mampu mengembangkan ketrampilan  mengajar yang dapat menarik perhatian dan merangsang (memotivasi) siswa untuk belajar. Penulis mengakui selama ini dalam pemilihan alat peraga yang tepat sasaran dalam pembelajaran fiqih  disekolah secara jujur masih banyak  tantangan atau hambatan baik secara material maupun spiritual, ini dikarenakan masih awamnya penulis tentang pembelajaran fiqih tersebut dan ilmu fiqih ini merupakan materi yang membutuhkan kejelian dalam pemilihan media ataupun strateginya.
B.                 Keadaan Yang Diinginkan
 Keadaan yang diinginkan dan hendak dicapai di MTs Negeri Borobudur Kabupaten  Magelang tentunya mengharap lebih baik dari sekarang.
Adapun yang diinginkan  dari pemerintah, lembaga, orang tua maupun masyarakat antara lain :
  1. Terwujudnya guru yang berdedikasi, profesional, dan loyalitasnya dapat    diandalkan.
  2. Seorang guru dapat benar-benar memahami fungsi, tugas, dan kedudukannya sebagai pendidik, sehingga akan berusaha menjadi figur tauladan yang baik bagi anak didiknya.
  3. Seorang guru tidak gagap terhadap tehnologi, sekarang sangat mudahnya untuk mencari bahan ajar yang dapat digunakan untuk referensi ataupun pegangan bagi siswa, tinggal bagaimana guru mau dan tahu tidak tentang tehnologi tersebut.
  4. Lembaga / MTs N Borobudur sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mebantu dalam hal sarana dan prasarana yang diinginkan guru tentang tehnologi itu sendiri setiap ruang kelas sudah tersedia media LCD, Internet dan lain-lain, sehingga memudahkan guru maupun peserta didik untuk lebih mendalami tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh guru itu sendiri.

BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A.     Analisis
            Alat peraga pada saat  ini lebih dikenal  dengan nama Media Pendidikan, yang dalam hal ini alat peraga pendidikan mempunyai arti dan pengertian yang sangat luas yaitu seperangkat atau sejumlah benda/alat tertentu yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan proses belajar mengajar guna memperjelas pemahaman, pengertian, serta penguasaan anak terhadap materi pelajaran yang diberikan.
            Penggunaan alat peraga adalah merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan perhatian dan membangkitkan motivasi anak  Dengan menggunakan alat peraga biasanya akan menimbulkan suasana yang menggembirakan, yang pada akhirnya dapat mendorong partisipasi anak dalam mengikuti jalannya pelajaran.
      Didalam teori pengajaran alat peraga adalah merupakan pintu gerbang pengetahuan yang akan dapat menerima, menangkap pengertian yang sangat dalam dari alat peraga yang digunakan, dimana bahan-bahan pengajaran yang diberikan tersebut akan meninggalkan bekas atau tanggapan yang jelas serta tahan lama dalam ingatan dan akan mudah direproduksikan kembali bila masuk dalam jiwa anak melalui alat peraga tersebut.
Alat peraga memberi makna yang besar bagi para guru di dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan, alat peraga akan bermakna bagi pertumbuhan pengetahun, ketrampilan, pembentukan sikap bagi siswa.
      Alat peraga ini akan menjadi kebutuhan bagi siswa untuk meningkatkan pengertian atau pemahamannya dalam menghayati ajaran agama. Karena alat peraga akan mengurangi dan menghilangkan pengertian pengetahuan yang verbalistis, serta dapat memberikan pengalaman langsung pada anak.
Fungsi alat peraga antara lain :
1.      Fungsi Edukatif, yaitu pengaruh yang dapat mendidik anak, alat peraga memiliki nilai pendidikan yang perlu digunakan lebih efektif.
2.      Fungsi Sosial, artinya melalui alat peraga dan media pendidikan, siswa akan memperoleh kesempatan untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuannya dalam pergaulannya dengan siswa lain, dengan masyarakat dan alam sekitar.
3.      Fungsi Ekonomi, yaitu untuk pemerataan kesempatan memperoleh pelajaran dengan alat dan kemajuan teknologi dan alat tersebut dapat digunakan sepanjang waktu secara terus menerus.
4.      Fungsi Seni Budaya, yaitu dengan alat peraga tersebut siswa akan dapat menangkap dan mengenal bermacam-macam hasil seni budaya manusia, sekaligus mendorong kepada siswa untuk mencipta dan menyesuaikan dirinya dengan berbagai perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prinsip-prinsip dalam penggunaan alat peraga antara lain :
1.      Penggunaan setiap jenis alat peraga harus dengan tujuan yaitu untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
2.   Alat peraga harus digunakan untuk memberi gambaran yang cukup jelas tentang obyek-obyek, tempat-tempat, peristiwa-peritiwa tertentu yang berhubungan dengan masalah yang dipelajari.
  1. Alat peraga tidak perlu digunakan apabila anak sudah cukup mampu untuk menginterprestasikan dan memikirkan masalah-masalah yang  di pelajarinya.
  2. Alat peraga harus digunakan apabila membantu merangsang minat dan memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang diinginkan.

B.     Pemecahan Masalah
            Dari masalah yang muncul dalam rangka meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar yang dilkakukan oleh guru harusnya selalu  dengan menggunakan alat peraga khususnya di Madasah Tsanawiyah Negeri Borobudur Kabupaten  Magelang, yaitu harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan serta keadaan siswa, keadaan alat peraga itu sendiri, dan lain-lain.
Adapun pengajaran fiqih lebih bersasaran kepada yang abstrak, maka penggunaan alat peraga harus lebih bijaksana. Untuk itu setiap guru fiqih hendaknya :
1.      Dapat menggunakan alat peraga secara tepat dan efisien.
2.      Dapat memilih dan mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pengajaran dan hasil belajar yang diinginkan.
3.      Dapat mengelola dan memelihara alat peraga dengan baik.
4.      Dapat menimbang  sendiri baik buruknya penggunaan media pembelajaran untuksuatu kegiatan belajar tertentu.
5.      Dapat memanfaatkan alam sekitar sebagai media pendidikan.
6.      Dapat membuat sendiri alat peraga secara sederhana dan murah dilingkungan sekitar, baik sebagai alat peraga langsung maupun sebagai alat peraga tidak langsung.


                                                    BAB IV
                                                  PENUTUP
A.     Simpulan
Alat peraga merupakan salah satu alat bantu pendidikan yang berfungsi untuk membantu para guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yaitu untuk membantu pemahaman, perhatian serta pengertian siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.
Cara Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran fiqih sehingga dalam proses belajar mengajar  bisa berhasil dengan baik yaitu dalam penggunaan alat peraga harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan alat peraga   serta mengangkat fungsi dan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru, baik fungsi akademis, fungsi ekonomi, fungsi sosial  fungsi budaya, dan fungsi-fungsi lainnya.
B.     Saran
   Telah kita ketahui bahwa keberhasilan dalam proses belajar mengajar ditentukan oleh profesionalisme guru, siswa dan lingkungan, oleh sebab itu penulis memberikan saran yang mungkin berguna khususnya para guru untuk meningkatkan dedikasi, profesional,  loyalitas untuk menghadapi pendidikan yang berkembang semakin pesat ini, yaitu hendaknya guru menguasai teknik-teknik penyajian pengajaran, salah satunya adalah bisa memilih alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

C.  Daftar Pustaka
1.      Dra. Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang, Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983.
2.      Prof. Dr. S. Nasution, Didaktik  Azaz-Azas Mengajar.
3.      Drs. Agus Mirwan, Teori Mengajar.
4.      Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Fiqih Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta, 1981       
                               


                                                                                               
           
                                                                                        



                                                                                               
           
                                                                                        

Rabu, 17 Oktober 2012

MAKALAH MANAGEMENT PENDIDIKAN


BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia persaingan global yang tajam saat ini, orang banyak berbicara tentang “mutu” terutama berhubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan produk dan / atau jasa . Suatu produk dibuat karena ada yang membutuhkan, dan kebutuhan tersebut berkembang seiring dengan tuntutan mutu penggunanya.
Total Quality Management (TQM) atau disebut Management Mutu Terpadu (MMT) hadir sebagai jawaban atas kebutuihan akan mutu tersebut. Suatu produk dan / atau jasa tersebut dibuat sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Titik temunya antara harapan dan kebutuhan pelanggan dengan hasil produk dan / atau jasa itulah yang disebut “bermutu”. Jadi ukuran bermutu tidaknya suatu produk dan/atau jasa adalah pada terpenuhi atau tidaknya harapan dan kebutuhan pengguna/pelanggan. Semakin tinggi tuntutan pengguna maka semakin tinggi kualitas mutu tersebut.

A. Pengertian TQM

            Menurut Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah ( 2003 : 82 ) TQM adalah suatau pendekatan yang seharusnya dilakukan oleh organisasi masa kini (organisasi publik khususnya)untuk memperbaiki outputnya, menekan biaya produksi serta meningkatkan produksi.. Total mempunyai konotasi seluruh sistem, yaitu seluruh proses, seluruh pegawai, termasuk pemakai produk dan jasa juga supplier, Quality berarti karakteristik yang memenuhi kebutuhan pemakai, sedang management berarti proses komunikasi vertical dan horizontal, top-donw dan buttom-up, guna mencapai mutu dan produktivitas.
            Menurut Salis ( 1993 ) TQM adalah sebagai filosofi dan suatu metodologi untuk membantu mengelola perubahan, dan inti dari TQM adalah perubahan budaya dari pelakunya. Lebih lanjut Slamet (1995) menegaskan bahwa TQM adalah suatu prosedur dimana setiap orang berusaha keras secara terus menerus memperbaiki jalan menuju sukses, TQM bukanlah seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku, tetapi merupakan proses-proses dan prosedur-prosedur untuk memperbaiki kinerja.. Selanjutnya Deming seorang doctor di bidang statistik mengungkapkan beberapa jurus untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan meliputi empat, yaitu :
  1. tingkat budaya perusahaan ( lembaga pendidikan ) harus diubah
  2. inisiatif kualitas harus dimulai dari pimpinan tertinggi
  3. komitmen manajemen untuk menyaingi perubahan dan berhubungan dengan praktek sangat dibutuhkan untuk dapat survei
  4. keberhasilan untuk berkompetensi ( memenangkan kompetensi )
Sedang menurut pendapat Juran untuk mencapai hasil yang bermutu ada empat tahap:
  1. menentukan tujuan spesifik, mengidentifikasi apa kebutuhan yang akan dipenuhi dan proyek khusus yang perlu ditangani.
  2. menentukan rencana untuk mencapai tujuan secara terstruktur dan prosedural
  3. menentukan pertanggungjawaban yang jelas untuk mempertemukan tujuan-tujuan  tersebut
  4. dasar reward untuk mencapai hasil

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa : kualitas hasil tidak akan terjadi secara otomatis melainkan segala sesuatu harus direncanakan. Jadi baik perusahaan ataupun lembaga pendidikan apalagi yang menjamin eksistensi dan citra pendidikan islam yang unggul tidak boleh tidak ( harus ) menyiapkan segala sesuatunya dalam segala hal. Karena kualitas merupaka fokus penting dalam lembaga pendidikan, oleh karena itu tidak dapat diabaikan, maka butuh tindakan yang nyata tidaka hanya slogan-slogan ataupun semboyan belaka. Oleh karena itu TQM menselaraskan usaha-usah orang banyak dan agar mereka bersemangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan, maka menuntut adanya perubahan sifat hubungan antara yang mengelola ( pimpinan ) dan yang melaksanakan pekerjaan (staf ataupun tenaga pendidikan). Perintah dari atasan diubah menjadi inisiatif dari bawah dan tugas pimpinan bukanlah memberi perintah tetapi mendorong dan memfasilitasi perbaikan mutu pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mencapai suatu kondisi manajemen mutu pelayanan pendidikan yang memenuhi SPM, diperlukan konsep penjaminan mutu dengan sejuml;ah kriteria yang jelas dan terukur. Penyelenggara pelayanan pendidikan dikatakan bermutu atau berkualitas, apabila mempu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya ( aspek deduktif ) dan mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif ). Tujuan Penjamin Mutu adalah memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan minimal pendidikan secara berkelanjutan (cotinuous improvement ), yang dijalankan oleh suatu penyelenggara pendidikan secara internal untuk mewujudkan visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan kegiatan yang bersifat operasional.Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada satuan pendidikan yang bermutu, dan satuan pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada satuan pendidikan yang bermutu, dan satuan pendidikan yang bermutu akan menghasilkan  SDM yang yang bermutu pula. Salah satu bentuk manajemen yang berhasil dimanfaatkan dalam dunia industri dan dapat diadaptasikan dalam dunia pendidikan adalah TQM pada sistem pendidikan nasional.   

B. Tujuan dan Unsur Utama TQM

            Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekarjaan, memperbaiki produktivitas dan efesiensi. TQM sebagai suatu prosedur untuk mencapai kesuksesan, dinilai berhasil manakal mutu dari suatupekerjaan meningkat lebih baik kualitasnya dari sebelumnya, produktivitasnya tinggi yang ditunjukkan dengan hasil kerja berupa produk/jasa lebih banyak jumlahnya dari sebelumnya, dan lebih efesien yang bisa diartikan lebih murah biaya produksinya atau input lebih kecil daripada outputnya.
            Sedangkan Unsur Utama TQM adalah : (1) berfokus pada pelanggan, (2) Perbaiakan pada proses secara sistematik, (3) pemikiran jangka panjang, (4) pengembangan sumberdaya manusia, dan (5) komitmen pada mutu.

 C. Rumusan Masalah

            Berdasarkan standar mutu pendidikan  secara nasional sangat dibutuhkan untuk menjadi kriteria minimal tentang sistem pendidikan. Hal tersebut tertuang dalam delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Untuk memudahkan pembahasan maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimanakah konsep manajemen peningkatan mutu yang dapat di terapkan di tingkat satuan pendidikan ?
  2. Bagaimanakah mengaplikasikan konsep peningkatan mutu pada satuan pendidikan ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Peningkatan Mutu
                 
            Konsep-konsep peningkatan mutu pada dunia industri telah lama diadaptasi oleh satuan  pendidikan. Contoh yang paling simpel adalah penerapan pada beberapa perangkat dan teknik seperti yang sering digunakan dalam analisis bisnis. Oleh karena itu, satuan pendidikan hendaknya memehami perkembangan manajemen sistem industri modern agar mapu mendesain, menerapkan, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja sistem pendidikan yang memenuhi kebutuhan manajemen industri modern. Hal ini mengharuskan satuan pendidikan mengadopsi pendekatan TQM yang secara terus-menerus berusaha untuk meningkatkan efektifitas penggunaan sumberdaya, memaksimalkan kesempatan bagi setiap orang, mengembangkan kebutuhan staf, dan memenuhi kebutuhan masyarakat. 
                  Satuan pendidikan yang menggunakan pendekatan TQM dalam menjalankan pelayanan jasa berusaha semaksimal mungkin meningkatkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, proses belajar mengajar, dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya.Untuk menunjang pencapaian tersebut satuan pendidikan dapat mengadopsi lima unsur utama yang penulis kemukakan diatas.
                  Satuan pendidikan yang menerapakan TQM diharapkan mampu menjaga efesiensi, produktivitas dalam bentuk layanan jasa, berorientasi pada kesuksesan jangka panjang.. Dalam menggerakkan segala kemampuan  satuan pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah diantara mereka terjadi persaingan yang mengganggu proses pencapaian hasil mutu tersebut . Jaminan kualitas juga perlu diintegrasikan kedalam semua proses dan fungsi lembaga. Merubah perilaku dan sikap mental oranga adalah tugas manajemen yang paling sulit, memerlukan kekuatan besar dan ketrampilan persuasif dan memotivasi.

B. Aplikasi TQM pada Satua Pendidikan

                  Manajemen peningkatan mutu satuan pendidkan adalah suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada satuan pendidikan itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif & kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen satuan pendidikanuntuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi satuan pendidikan guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
                  Satuan pendidikan yang unggul akan selalu menjaga kedekatan  dengan pelanggan serta memiliki obsesi terhadap kualitas. Pemimpin satuan pendidikan harus mengutamakan dan memuaskan pelanggan. Hal ini didasarkan pada ciri utama penentu kualitas. Sedangkan , fokus pada pelanggan dibagi menjadi dua kategori, yaitu ; pelanggan internal dan external. Fokus TQM terhadap pelanggan bukan sekedar memenuhi kebutuhan dari luar, akan tetapi kolega-koleganya yang ada dalam lembaga juga merupakan pelanggan. Kesinambungan dalam memenuhi semua pelanggan baik internal maupun eksternal harus dilakukan secara proporsional.
                  Dalam menerapkan TQM harus mengantisipasi gaya belajar siswa secara serius, sehungga mendapatkan strategi yang baik untuk melayani masing-masing individu yang memiliki perbedaan dalam belajar. Penggunaan TQM dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang disepakati anatar siswa dan guru. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut Dalam proses menentukan kesepakatan bersama diperlukan adanya ketetapan tentang kualitas dari forum agar dapat diberikan  umpan balik serta memberikan kesempatan kepada siswa mengatur cara belajar tersendiri. Selain itu wakil dari orang tua juga diperlukan untuk terlibat dalam kesepakatan, hal ini untuk mengantisipasi kesalahan dan mencari jalan keluar. Agar TQM dapat eksis di satuan pendidikan adalah identifikasi dan penanggulangan hambatan. Ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan  TQM di satuan pendidikan, antara lain ; (1) pemimpin membutuhkan hasi dari TQM, di pihak lain mereka enggan memberi dukungan, (2) staf tidak memahami tujuan dan misi lembaga;  (3) peran staf madya, yang memiliki peran sangat penting , karena mereka bertanggungjawab   atas operasional lembaga.sehari-hari dan berperan juga sebagai saluran komunikasi yang utama. Staf madya tidak boleh bertindak sebagai inovator kecuali staf senior sudah menggunakan misinya yang akan di masa  yang akan . Staf snior haruskonsisten dalam menasehati dan menyampaikan pesan-pesan untuk meningkatan kualitas.

C. KESIMPULAN

            Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
  1. Pemerintah perlu memperbaiki mutu pelayanan jasa pendidikan secara nasional.Dalam perbaiakan mutu pendidikan tersebut manajemen mutu yang diadaptasi dari TQM yang ada pada industri modern, layak untuk diadaptasi dalam manajemen pendidikan. Pada prinsipnya manajemen mutu ini berbasis satuan pendidikan memberdayakan  semua komponen, dan satuan pendidikan sebagai unit produksi yang melayani siswa, orang tua, pihak pemakai / penerima lulusan , dan guru / staf.
  2. Penggunaan TQM dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang disepakati antara guru dan siswa. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut timbul keinginan untuk mencapai misi tersebut. Dalam proses menentukan kesepakatan bersama diperlukan adanya ketetapan tentang kualitas dari forum agar dapat diberikan umpan balik serta memberikankesepakatan kepada siswa mengatur cara belajar tersendiri. Selain itu wakil orang tua juga diperlukan untuk mengantisipasi kesalahan dan mencari jalan keluar.
  3. Perlu ditingkatkan etos kerja, motivasi, kerjasama tim, moral kerja yang baik, punya rasa memiliki, mau bekerja keras agar Manajemen Mutu Pendidikan dapat dilaksanakan secara optimal sehingga mampu menghasilkan Mutu SDM .
  4.       Bagaimanapun baiknya konsep TQM, memang tidak menjamin sepenuhnya bahwa TQM bisa berhasil diimplementasikan pada satuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa konsep TQM masih perlu direvitalisasi. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan inovasi-inovasi dan konsep sehingga benar-benar sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan yang bersangkutan . Selain itu, kiranya perlu adanya sikap keteladanan dan kesabaran serta proaktif semua pihak untuk selalu ditingkatkan serta diupayakan perbaikan secara terus-menerus untuk optimalisasi keberhasilan.