BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia persaingan global
yang tajam saat ini, orang banyak berbicara tentang “mutu” terutama berhubungan
dengan pekerjaan yang menghasilkan produk dan / atau jasa . Suatu produk dibuat
karena ada yang membutuhkan, dan kebutuhan tersebut berkembang seiring dengan
tuntutan mutu penggunanya.
Total Quality Management (TQM)
atau disebut Management Mutu Terpadu (MMT) hadir sebagai jawaban atas
kebutuihan akan mutu tersebut. Suatu produk dan / atau jasa tersebut dibuat
sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Titik
temunya antara harapan dan kebutuhan pelanggan dengan hasil produk dan / atau
jasa itulah yang disebut “bermutu”. Jadi ukuran bermutu tidaknya suatu produk
dan/atau jasa adalah pada terpenuhi atau tidaknya harapan dan kebutuhan
pengguna/pelanggan. Semakin tinggi tuntutan pengguna maka semakin tinggi
kualitas mutu tersebut.
A.
Pengertian TQM
Menurut
Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah ( 2003 : 82 ) TQM adalah suatau
pendekatan yang seharusnya dilakukan oleh organisasi masa kini (organisasi
publik khususnya)untuk memperbaiki outputnya, menekan biaya produksi serta
meningkatkan produksi.. Total mempunyai konotasi seluruh sistem, yaitu seluruh
proses, seluruh pegawai, termasuk pemakai produk dan jasa juga supplier,
Quality berarti karakteristik yang memenuhi kebutuhan pemakai, sedang
management berarti proses komunikasi vertical dan horizontal, top-donw dan
buttom-up, guna mencapai mutu dan produktivitas.
Menurut
Salis ( 1993 ) TQM adalah sebagai filosofi dan suatu metodologi untuk membantu
mengelola perubahan, dan inti dari TQM adalah perubahan budaya dari pelakunya.
Lebih lanjut Slamet (1995) menegaskan bahwa TQM adalah suatu prosedur dimana
setiap orang berusaha keras secara terus menerus memperbaiki jalan menuju
sukses, TQM bukanlah seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku, tetapi
merupakan proses-proses dan prosedur-prosedur untuk memperbaiki kinerja..
Selanjutnya Deming seorang doctor di bidang statistik mengungkapkan beberapa
jurus untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan meliputi empat, yaitu :
- tingkat budaya perusahaan ( lembaga pendidikan ) harus diubah
- inisiatif kualitas harus dimulai dari pimpinan tertinggi
- komitmen manajemen untuk menyaingi perubahan dan berhubungan dengan praktek sangat dibutuhkan untuk dapat survei
- keberhasilan untuk berkompetensi ( memenangkan kompetensi )
Sedang menurut pendapat Juran untuk mencapai
hasil yang bermutu ada empat tahap:
- menentukan tujuan spesifik, mengidentifikasi apa kebutuhan yang akan dipenuhi dan proyek khusus yang perlu ditangani.
- menentukan rencana untuk mencapai tujuan secara terstruktur dan prosedural
- menentukan pertanggungjawaban yang jelas untuk mempertemukan tujuan-tujuan tersebut
- dasar reward untuk mencapai hasil
Dari beberapa pendapat para
ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa : kualitas hasil tidak akan terjadi
secara otomatis melainkan segala sesuatu harus direncanakan. Jadi baik
perusahaan ataupun lembaga pendidikan apalagi yang menjamin eksistensi dan
citra pendidikan islam yang unggul tidak boleh tidak ( harus ) menyiapkan
segala sesuatunya dalam segala hal. Karena kualitas merupaka fokus penting
dalam lembaga pendidikan, oleh karena itu tidak dapat diabaikan, maka butuh
tindakan yang nyata tidaka hanya slogan-slogan ataupun semboyan belaka. Oleh
karena itu TQM menselaraskan usaha-usah orang banyak dan agar mereka
bersemangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan, maka
menuntut adanya perubahan sifat hubungan antara yang mengelola ( pimpinan ) dan
yang melaksanakan pekerjaan (staf ataupun tenaga pendidikan). Perintah dari
atasan diubah menjadi inisiatif dari bawah dan tugas pimpinan bukanlah memberi
perintah tetapi mendorong dan memfasilitasi perbaikan mutu pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas,
maka untuk mencapai suatu kondisi manajemen mutu pelayanan pendidikan yang
memenuhi SPM, diperlukan konsep penjaminan mutu dengan sejuml;ah kriteria yang
jelas dan terukur. Penyelenggara pelayanan pendidikan dikatakan bermutu atau
berkualitas, apabila mempu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui
pelaksanaan misinya ( aspek deduktif ) dan mampu memenuhi kebutuhan
stakeholders (aspek induktif ). Tujuan Penjamin Mutu adalah memelihara dan
meningkatkan mutu pelayanan minimal pendidikan secara berkelanjutan (cotinuous
improvement ), yang dijalankan oleh suatu penyelenggara pendidikan secara
internal untuk mewujudkan visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan
stakeholders melalui penyelenggaraan kegiatan yang bersifat
operasional.Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada satuan pendidikan yang
bermutu, dan satuan pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada satuan
pendidikan yang bermutu, dan satuan pendidikan yang bermutu akan
menghasilkan SDM yang yang bermutu pula.
Salah satu bentuk manajemen yang berhasil dimanfaatkan dalam dunia industri dan
dapat diadaptasikan dalam dunia pendidikan adalah TQM pada sistem pendidikan
nasional.
B.
Tujuan dan Unsur Utama TQM
Tujuan
utama TQM adalah meningkatkan mutu pekarjaan, memperbaiki produktivitas dan
efesiensi. TQM sebagai suatu prosedur untuk mencapai kesuksesan, dinilai
berhasil manakal mutu dari suatupekerjaan meningkat lebih baik kualitasnya dari
sebelumnya, produktivitasnya tinggi yang ditunjukkan dengan hasil kerja berupa
produk/jasa lebih banyak jumlahnya dari sebelumnya, dan lebih efesien yang bisa
diartikan lebih murah biaya produksinya atau input lebih kecil daripada
outputnya.
Sedangkan
Unsur Utama TQM adalah : (1) berfokus pada pelanggan, (2) Perbaiakan pada
proses secara sistematik, (3) pemikiran jangka panjang, (4) pengembangan
sumberdaya manusia, dan (5) komitmen pada mutu.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan
standar mutu pendidikan secara nasional
sangat dibutuhkan untuk menjadi kriteria minimal tentang sistem pendidikan. Hal
tersebut tertuang dalam delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Untuk
memudahkan pembahasan maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :
- Bagaimanakah konsep manajemen peningkatan mutu yang dapat di terapkan di tingkat satuan pendidikan ?
- Bagaimanakah mengaplikasikan konsep peningkatan mutu pada satuan pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Manajemen Peningkatan Mutu
Konsep-konsep
peningkatan mutu pada dunia industri telah lama diadaptasi oleh satuan pendidikan. Contoh yang paling simpel adalah
penerapan pada beberapa perangkat dan teknik seperti yang sering digunakan
dalam analisis bisnis. Oleh karena itu, satuan pendidikan hendaknya memehami
perkembangan manajemen sistem industri modern agar mapu mendesain, menerapkan,
mengendalikan, dan meningkatkan kinerja sistem pendidikan yang memenuhi
kebutuhan manajemen industri modern. Hal ini mengharuskan satuan pendidikan
mengadopsi pendekatan TQM yang secara terus-menerus berusaha untuk meningkatkan
efektifitas penggunaan sumberdaya, memaksimalkan kesempatan bagi setiap orang,
mengembangkan kebutuhan staf, dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Satuan pendidikan yang
menggunakan pendekatan TQM dalam menjalankan pelayanan jasa berusaha semaksimal
mungkin meningkatkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas
produk, jasa pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, proses belajar
mengajar, dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya.Untuk menunjang
pencapaian tersebut satuan pendidikan dapat mengadopsi lima unsur utama yang
penulis kemukakan diatas.
Satuan pendidikan yang
menerapakan TQM diharapkan mampu menjaga efesiensi, produktivitas dalam bentuk
layanan jasa, berorientasi pada kesuksesan jangka panjang.. Dalam menggerakkan
segala kemampuan satuan pendidikan untuk
mencapai mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar
unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah diantara mereka
terjadi persaingan yang mengganggu proses pencapaian hasil mutu tersebut .
Jaminan kualitas juga perlu diintegrasikan kedalam semua proses dan fungsi
lembaga. Merubah perilaku dan sikap mental oranga adalah tugas manajemen yang
paling sulit, memerlukan kekuatan besar dan ketrampilan persuasif dan
memotivasi.
B. Aplikasi TQM pada Satua Pendidikan
Manajemen peningkatan mutu
satuan pendidkan adalah suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada satuan
pendidikan itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada
ketersediaan data kuantitatif & kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen
satuan pendidikanuntuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan
kemampuan organisasi satuan pendidikan guna memenuhi kebutuhan peserta didik
dan masyarakat.
Satuan pendidikan yang unggul
akan selalu menjaga kedekatan dengan
pelanggan serta memiliki obsesi terhadap kualitas. Pemimpin satuan pendidikan
harus mengutamakan dan memuaskan pelanggan. Hal ini didasarkan pada ciri utama
penentu kualitas. Sedangkan , fokus pada pelanggan dibagi menjadi dua kategori,
yaitu ; pelanggan internal dan external. Fokus TQM terhadap pelanggan bukan
sekedar memenuhi kebutuhan dari luar, akan tetapi kolega-koleganya yang ada
dalam lembaga juga merupakan pelanggan. Kesinambungan dalam memenuhi semua
pelanggan baik internal maupun eksternal harus dilakukan secara proporsional.
Dalam menerapkan TQM harus
mengantisipasi gaya belajar siswa secara serius, sehungga mendapatkan strategi
yang baik untuk melayani masing-masing individu yang memiliki perbedaan dalam
belajar. Penggunaan TQM dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang
disepakati anatar siswa dan guru. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut Dalam
proses menentukan kesepakatan bersama diperlukan adanya ketetapan tentang
kualitas dari forum agar dapat diberikan
umpan balik serta memberikan kesempatan kepada siswa mengatur cara
belajar tersendiri. Selain itu wakil dari orang tua juga diperlukan untuk
terlibat dalam kesepakatan, hal ini untuk mengantisipasi kesalahan dan mencari
jalan keluar. Agar TQM dapat eksis di satuan pendidikan adalah identifikasi dan
penanggulangan hambatan. Ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan TQM di satuan pendidikan, antara lain ; (1)
pemimpin membutuhkan hasi dari TQM, di pihak lain mereka enggan memberi
dukungan, (2) staf tidak memahami tujuan dan misi lembaga; (3) peran staf madya, yang memiliki peran
sangat penting , karena mereka bertanggungjawab atas operasional lembaga.sehari-hari dan
berperan juga sebagai saluran komunikasi yang utama. Staf madya tidak boleh
bertindak sebagai inovator kecuali staf senior sudah menggunakan misinya yang
akan di masa yang akan . Staf snior
haruskonsisten dalam menasehati dan menyampaikan pesan-pesan untuk meningkatan
kualitas.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
- Pemerintah perlu memperbaiki mutu pelayanan jasa pendidikan secara nasional.Dalam perbaiakan mutu pendidikan tersebut manajemen mutu yang diadaptasi dari TQM yang ada pada industri modern, layak untuk diadaptasi dalam manajemen pendidikan. Pada prinsipnya manajemen mutu ini berbasis satuan pendidikan memberdayakan semua komponen, dan satuan pendidikan sebagai unit produksi yang melayani siswa, orang tua, pihak pemakai / penerima lulusan , dan guru / staf.
- Penggunaan TQM dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang disepakati antara guru dan siswa. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut timbul keinginan untuk mencapai misi tersebut. Dalam proses menentukan kesepakatan bersama diperlukan adanya ketetapan tentang kualitas dari forum agar dapat diberikan umpan balik serta memberikankesepakatan kepada siswa mengatur cara belajar tersendiri. Selain itu wakil orang tua juga diperlukan untuk mengantisipasi kesalahan dan mencari jalan keluar.
- Perlu ditingkatkan etos kerja, motivasi, kerjasama tim, moral kerja yang baik, punya rasa memiliki, mau bekerja keras agar Manajemen Mutu Pendidikan dapat dilaksanakan secara optimal sehingga mampu menghasilkan Mutu SDM .
- Bagaimanapun baiknya konsep TQM, memang tidak menjamin sepenuhnya bahwa TQM bisa berhasil diimplementasikan pada satuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa konsep TQM masih perlu direvitalisasi. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan inovasi-inovasi dan konsep sehingga benar-benar sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan yang bersangkutan . Selain itu, kiranya perlu adanya sikap keteladanan dan kesabaran serta proaktif semua pihak untuk selalu ditingkatkan serta diupayakan perbaikan secara terus-menerus untuk optimalisasi keberhasilan.